Sejak ada pandemi Covid-19, seolah-olah tatanan dunia berubah. Praktisi HR pun menghadapi lebih banyak tantangan daripada tahun-tahun sebelumnya. Krisis global, masalah PHK, kesehatan mental di tempat kerja, dan berbagai keresahan sosial adalah beberapa hal yang membuat praktisi HR berjuang lebih keras. Pada awalnya, tantangan di dunia HR terasa sangat berat saat pandemi mulai menyerang. Ternyata tantangan yang berat itu berlanjut sampai tahun 2021. Alhasil, organisasi atau perusahaan perlu memiliki rencana strategis dan perhitungan cermat untuk menyesuaikan dengan situasi yang baru.
Harus diakui, tantangan di bidang HR perusahaan di era pandemi tidaklah mudah. Lebih dari kepentingan bisnis, HR juga perlu untuk memperhatikan aspek kesehatan karyawannya. Beberapa fungsi pekerjaan memang bisa dikerjakan dari jarak jauh misalnya kerja dari rumah (work from home). Tapi, untuk hal-hal yang harus dikerjakan di kantor, tentunya akan berbeda peraturannya.
Apa Saja yang Menjadi Tantangan Praktisi HR Saat Ini?
Setiap perusahaan mungkin akan mengalami masalah yang berbeda, tergantung pada sektornya. Tidak ada satu jawaban yang sama untuk diterapkan di semua tempat. Perusahaan bisa menentukan HR system yang paling cocok bagi mereka, hal apa saja yang layak diperbaiki, dan bagaimana kondisi karyawan. HR bisa memberikan kontribusi
besar untuk menciptakan keputusan yang strategis. Apapun yang dilakukan, poin utamanya tetap pada kapasitas manusia yang ada di dalamnya. Di antara beberapa aspek di bawah ini, manakah yang paling sering Anda hadapi?
1. Faktor Kepemimpinan Praktisi HR
Satu tantangan yang dihadapi divisi HR pada era new normal adalah tentang kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang tepat akan menentukan masa depan perusahaan. Entah itu di era pandemi atau bukan, HR memang memiliki peranan besar dalam hal kepemimpinan, khususnya untuk memastikan agar timnya melangkah dengan tepat dan bertanggungjawab atas keputusannya.
Untuk mencetak para pemimpin baru di organisasi, praktisi HR punya tanggung jawab menjalankan kepemimpinan yang terfokus dan juga memastikan koordinasi antara pemimpin dengan anggotanya. Pemimpin di era new normal butuh keterampilan baru untuk mengelola tim jarak jauh, memberi motivasi timnya di tengah situasi tidak pasti, memberi ketenangan dan kejelasan, menyelaraskan pekerjaan, dan membangun kekompakan.
2. Business Survival
Apakah Anda sedang berusaha keras untuk bisa memahami masa depan bisnis yang Anda jalankan? Setiap bisnis memang sudah seharusnya cepat beradaptasi untuk menghadapi masa depan agar bisa bertahan (survive). Proses adaptasi pun sebisa mungkin cepat, tapi tidak gegabah. Karena itulah, departemen HR perusahaan perannya sangat krusial dalam mengelola SDM. HR juga berperan untuk berkomunikasi dan koordinasi antar unit bisnis. Tujuannya adalah agar mampu bertahan di masa sulit dan juga berhasil bangkit dan melalui segala bentuk krisis. Kesiapsiagaan menghadapi krisis adalah sesuatu yang membuat bisnis lebih kuat.
3. Berpikir Sistematis di Tengah Ketidakpastian
Kondisi di dunia memang tidak selalu stabil. Strategi dan proses bisa berubah, tapi visi dan misi perusahaan harus tetap konstan. Keadaan darurat terkait kesehatan memang belum berakhir, tetapi perusahaan bisa dan harus menemukan cara lebih baik untuk tetap beroperasi. Suatu perusahaan tetap bisa menjalankan misi dengan melayani konsumen atau para pemegang kebijakan dengan cara berbeda. Karena itulah, para CEO, founder, praktisi HR, dan karyawan bersama-sama perlu bersinergi dengan baik selama masa sulit. Agar bisa berpikir secara sistematis dan strategis, yang perlu dilakukan HR adalah melihat proses keseluruhan agar bisa memberikan sudut pandang lebih luas.
4. Masalah Kesehatan Karyawan
Krisis kesehatan memang hal prioritas saat ini, tapi itu hanya salah satu dari banyak rintangan yang sudah semestinya diatasi oleh setiap bisnis yang sukses dan terus bertumbuh. Aspek kesehatan karyawan bisa termasuk kesehatan fisik dan mental.
-
Kesehatan Fisik
Untuk kesehatan fisik, sepertinya hampir semua orang sudah mengetahui cara untuk menjaganya. Mulai dari pakai masker, menjaga kebersihan diri, kebersihan tempat kerja, konsumsi vitamin, dan istirahat yang cukup adalah hal yang bisa dilakukan untuk fisik yang sehat. Bagaimana dengan mental?
-
Kesehatan Mental
Beberapa tahun terakhir memang isu kesehatan mental banyak diangkat oleh berbagai komunitas di masyarakat. Tujuannya adalah agar setiap orang lebih tenang menjalani kehidupannya. Setiap individu yang bekerja secara profesional pun kondisi mentalnya bisa berubah-ubah. Ada saatnya praktisi HR harus lebih peka dengan kesehatan mental timnya agar tetap produktif dan seimbang dalam hidupnya. Beberapa perusahaan kini juga menyediakan layanan konseling untuk karyawannya.
5. Meningkatkan Kapasitas SDM yang Bekerja Jarak Jauh
Secara berkala, karyawan perusahaan pasti membutuhkan pelatihan atau training yang dapat meningkatkan kapasitasnya secara profesional. Salah satu yang ditingkatkan adalah kemampuan bekerja tim. Selama ini cara yang digunakan untuk melatih karyawan bisa bermacam-macam, mulai dari pelatihan di hotel yang formal berbiaya mahal atau justru dikreasikan dalam konsep acara lapangan yang menyenangkan. Lalu bagaimana di era pandemi yang harus bekerja jarak jauh (remote working)? Membangun kompetensi sambil bekerja dari jarak jauh memang tidak mudah, tapi bukan berarti mustahil dilakukan.
Sebenarnya ada banyak metode untuk mentoring jarak jauh, meningkatkan keterampilan, dan meng-upgrade kapasitas dalam tim. Apapun metode atau materi yang diajarkan, pastikan hal itu bisa membuka mindset orang-orang dalam tim agar bisa berpikiran terbuka dan menyadari bahwa banyak hal dalam dunia kerja yang mungkin dulunya diandalkan tapi kini tidak relevan lagi. Alur kerja yang seperti dulu mungkin saja tidak berlaku lagi karena sekarang ada cara yang lebih efektif dan efisien.
6. Cara Praktisi HR Menghadapi Kemungkinan Baru
Tantangan di dunia kerja setelah pandemi Covid-19 memang tidak sama lagi karena kebutuhan masyarakat berubah. Itulah mengapa, penting sekali untuk orang-orang yang memegang peran manajerial untuk tetap berpikiran terbuka dan mencari solusi inovatif dalam iklim bisnis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pikiran terbuka adalah kesediaan untuk menerima fakta dan pendapat yang berbeda agar menjadi lebih efektif.
Perubahan dunia kerja pun memunculkan beberapa penyesuaian baru yang terkait hal teknis, misalnya dalam hal pengajuan cuti. Karena waktu dan beban kerja mungkin tidak sama lagi, cuti juga tidak cukup hanya terpaku pada pola lama. Harus ada cara baru yang memungkinkan data karyawan terkelola dengan baik. Daripada menggunakan cara lama, Anda sekarang sudah bisa untuk menerapkan cara efektif yang berbasis online.
Pandemi memang tantangan besar bagi segala sektor pekerjaan. Bisnis bisa kehilangan pelanggan, memberhentikan karyawan, atau menutup sementara untuk penghematan. Tapi, di balik segala kesulitan juga masih ada hal-hal yang perlu diupayakan bersama. Baik perusahaan maupun karyawannya mungkin saja menemukan tantangan baru yang sulit di dunia kerja. Khususnya Anda yang menjadi praktisi HR, seberapa siap menghadapi tantangan?
Meskipun semuanya tidak mudah, tapi Anda tidak sendiri dalam menghadapinya. Kami siap membantu Anda. Dengan meningkatkan penggunaan teknologi, Anda sudah membuat efisiensi yang sangat berarti. Seperti misalnya layanan HR system dari aplikasi Talenta by Mekari. Sudah siapkah Anda mengelola tim lebih efektif?